Pagi ini terdengar bunyi riuh palu beradu. Nada seirama seolah lato-lato sedang beradu. Tak..tok..tak..tok..Sejenak seolah suara berisik membuat rasa tak nyaman di telinga. Tapi jangan salah siswa -siswi ini sedang belajar looh. Eitss belajar apa, belajar kok bikin suara berisik. Penasaran mereka sedang belajar apa. Baca di sini beritanya yaa.
Siswa
kelas lima sedang belajar membuat batik. Sebelum kalian bertanya lagi apa
hubungan membuat batik dan suara berisik, jangan berhenti membaca alias baca
terus. Sejalan dengan perkembangan zaman saat ini. Batik tidak hanya
menggunakan cara-cara tradisional. Misalnya batik tulis, batik cap, solet,
celup dan sebagainya. Untuk memenuhi penilaian ketrampilan dalam mapel SBDP,
mereka praktek membuat batik ecoprint.
Apa itu ecoprint?
Eco berasal dari kata ecosystem yang artinya alam
Print artinya mencetak
Artinya
Mencetak dengan menggunakan bahan dari alam. Jadi Ecoprint adalah teknik
membuat batik dengan menggunakan bahan dari alam (daun-daunan dan bunga)
Adapun teknik Ecoprint di
bedakan menjadi dua cara yaitu
1.
Cara pounding yaitu dengan teknik dipukul
2.
Cara steam yaitu dengan teknik dikukus
Kali
ini siswa kelas lima membuat batik ecoprint dengan teknik pounding artinya
dengan cara dipukul. Jika kalian ingin praktek sendiri di rumah apa saja sih
alat dan bahan untuk membuat batik ecoprint itu. Simak berikut ini
penjelasannya yaa…
Pertama
ialah mordanting yaitu perendaman kain menggunakan air tawas yang dilakukan
selama tiga hari. Waktu perendaman ini bisa bervariasi. Biasanya, sisa air
tawasnya tidak dibuang begitu saja sebagai air comberan. Bisa dimanfaatkan
sebagai pembersih kamar mandi.
Mengapa mordanting ini penting? Sebab proses ini akan mempertahankan warna bahan atau kain dan membuka pori-pori. Akibatnya motifnya bisa tercetak dengan sempurna.
Alat dan bahan membuat batik
ecoprint
1.
Daun aneka bentuk
2.
Palu
3.
Kain katun berwarna putih
4.
Plastik
5.
Tawas
6.
Garam
6.
Ember
Cara
pembuatannya cukup sederhana yaitu,
1. Siapkan kain putih
2. Tata daun di atas kain
3. lapisi plastik di atasnya
4. Lakukan Teknik pounding (pemukulan)
diatas daun hingga semua daun tercetak
dengan sempurna
5. jemur sebentar hingga kering
6. Rendam di air yang sudah diberi tawas
dan garam
7. Bersihkan sisa-sisa daun yang
menempel
8. Jemur di bawah sinar matahari
Penggunaan tawas dan garam di sini
adalah untuk mengunci warna, dan agar warna tercetak lebih cerah. Ada beberapa tips
yang perlu diperhatikan saat membuat ecoprint. Yang pertama sebelum digunakan
sebaiknya kain direndam dulu dengan tawas agar pori-pori kain terbuka, sehingga
zat pewarna daun menempel dengan kuat. Kemudian saat melakukan teknik pounding
(pemukulan) jangan terlalu kuat memukulnya agar kain tidak berlubang. Tertarik
untuk berkreasi, membuat ecoprint bisa menjadi alternative yang menarik.