Jika kita melakukan perjalanan ke Mekah, maka sepanjang
jalan yang kita lihat hanyalah gunung
batu dan tanah gersang. Sepanjang mata memandang panas menguap dari hamparan
tanah kering dan bebatuan cadas.” Kalaulah
tidak karena doa Nabi Ibrahim Alaihissalam, adanya Kabah dan air zam-zam, tidak
ada kehidupan di Mekah”, gumam penulis, sambil terus menikmati pemandangan.
Kota dengan banyak lembah ( Al Wadi)
Mekah, benar-benar tandus, tidak dapat ditanami dan tidak ada
sumber air. Kecuali air zam-zam tentunya. Keberadaan air zam-zam bahkan
merupakan keajaiban. Selebihnya adalah tebing dan tanah gersang. Karena itulah
salah satu julukan Kota Mekah adalah Al Wadi dalam Bahasa
Indonesia artinya lembah.
Pertanyaannya adalah mengapa Mekah memiliki daya tarik yang begitu hebat. Hingga jutaan penziarah datang dari berbagai penjuru dunia. Bahkan siapapun yang pulang dari Mekah, selalu berharap dengan seluruh hidup dan jiwa mereka, untuk bisa hadir lagi dan lagi.
Firman Allah dalam Al Quran surah
Ibrahim ayat 37 yang artinya:
“Ya Tuhan kami, Sesungguhnya aku
telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanaman-tanaman di dekat rumah engkau Baitullah yang dihormati, ya Tuhan kami
yang demikian itu agar mereka mendirikan shalat maka jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah rezeki mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Pembaca yang budiman, ayat ini seperti menjawab rasa penasaran penulis. Mari kitta renungkan. Mekah adalah lembah yang tidak mempunyai tanaman, namun ada rumah Allah (Baitullah/Kabah) yang dihormati seluruh makhluk dimuka bumi ini. Kabah yang menjadi kiblat saat kita sholat. Maka saat kita di Mekah kekuatan dan daya tarik sholat menjadi sangat luar biasa. Tidak satupun manusia yang di kisaran Masjidil Haram, tidak sujud saat waktu sholat. Hingga jalanan dan halaman hotel, seluruh tempat, seolah selalu suci dan menjadi tempat sujud. Doa Rasul Allah Ibrahim Alaihissalam, bahwa agar manusia mendirikan sholat dan hati manusia yang selalu cenderung kepada Kabah, adalah nyata adanya. Tidak ada kesombongan dan kepongahan, siapapun status kita. Namun saat di Mekah kita hanya HAMBA ALLAH.
Bagaimana Kota Mekah yang tanahnya tandus dan gersang,
namun Nabi Ibrahim Alaihissalam memohon untuk berlimpahan rezeki dan
berlimpahan buah-buahan ? Namun faktanya memang demikian. Buah-buahan sungguh berlimpah
di Mekah. Setiap orang berlomba untuk sedeqah dan berbagi, membuktikan tingkat
tingginya kesejahteraan di mekah. Dan semua itu terjadi 24 jam tanpa jeda,
tanpa henti, tanpa sepi.
Demi Allah, doa Nabi Ibrahim Alaihissalam KABUL dan
TERBUKTI. Maka bagaimana hati ini bisa mengingkari keagungan Allah. Maka sujud
dan tumpahnya derasnya air mata para
penziarah, menjadi rasa syukur yang sangat dalam. Bahkan burung merpati dan
kucing-kucing liar, seolah hidup di surga.
Oh Ya! Mari
kita sedikit ulas tentang keberadaan burung merpati di sekitar Masjidil Haram. Merpati adalah penanda yang menambah keunikan kedua
masjid suci ini. Ribuan merpati mencari makan di pelataran dan terbang di sekitar
masjid. Mereka menyaksikan jutaan jamaah beribadah. Merpati adalah burung kosmopolitan yang bisa hidup di berbagai habitat.
Di berbagai negara, merpati merupakan simbol cinta, persahabatan, dan kesetiaan. Banyak negara melarang perburuan
merpati sebagai bentuk penghargaan. Di Arab Saudi, larangan ini meluas hingga
ke luar zona haram. Penulis mencoba mengamati, selama 4 hari di Mekah. Tak
setetespun kotoran merpati, penulis jumpai di Masjidil Haram. Bahkan penulis
tidak melihat burung-burung merpati itu melintas di atas masjid.
Apakah karena begitu hebatnya
penjagaan kebersihan di Masjidil haram ini. Para petugas yang sigap selalu
membersihkan kotoran apapun yang ada di Masjidil Haram. Hingga tidak ada
kotoran burung merpati sama sekali. Padahal jumlah burung itu bahkan tak
terhitung.
Ataukah sang burung yang memang mempunyai rasa hormat kepada Masijid Haram ini, hingga enggan menumpahkan kotorannya di Masjidil Haram. Wallahu’alam bi showwab. Allah Maha Besar.
Penulis : Ibu Mardijah, S.Ag